Era digital saat ini membuat kita terbiasa melihat anak-anak batita menikmati tayangan melalui gawai. Sebuah pemandangan yang lumrah di dalam angkot, pasar, pusat perbelanjaan. Bahkan di taman hiburan sekalipun batita-batita sibuk menonton gawai, sementara orang tua mereka heboh berswafoto.
Tak hanya itu, kita juga sering disuguhi tontonan batita/balita mengamuk atau tantrum karena gawai diambil oleh orang tuanya.
Jangan jadikan anakmu seperti dirimu karena mereka hidup di zaman mereka, bukan di zamanmu. Ungkapan ini sangat cocok untuk situasi sekarang. Gawai memiliki manfaat yang luar biasa, memudahkan berkomunikasi, sumber informasi, kemudahan pekerjaan dan bisnis, sarana belajar dan segudang manfaat lainnya. Namum, jika salah menggunakan maka gawai akan menjadi bumerang yang sangat membahayakan.
Alasan kesibukan orang tua dan agar anak tenang, gawai diserahkan ke anak. Tidak kita sadari jadi kebiasaan. Sejak kecil orang tua yang secara sengaja membiasakan anak dengan gawai. Apakah itu baik?. Tentu saja baik apabila kita sebagai orang tua mendampingi, memantaunya serta membatasi. Dampak buruk akan muncul jika kita hanya memfasiltasi tanpa membatasi, mengarahkan, mendampingi dan memantau penggunaannya. Rasa ingin tahu anak yang tinggi sangatlah sulit untuk dicegah, hal itu memang insting yang diberikan oleh Sang Pencipta.. Tanpa pengawasan dan pendampingan maka mereka akan berselancar dengan jari mereka. Banyak kejadian buruk terjadi karena penggunaan gawai dan atau internet yang kurang terbimbing.
Keteladanan
Tidak berguna alias percuma jika kita hanya menasihati, dan melarang namun miskin keteladanan. Orang tualah guru pertama sekaligus sumber belajar bagi anak. Sudah pasti ada aturan hal yang boleh kita (orang tua) lakukan dan anak tidak, minimal jangan lakukan di depan anak.
Pola Asuh
Keluarga sebagai sekolah pertama bagi anak. Penulis mengalami banyak kejadian dimana orang tua menyalahkan sekolah tempat mereka mempercayakan pendidikan anaknya dengan mengabaikan pendidikan di dalam keluarga karena sibuknya orang tua atau keengganan belajar dari para orang tua. Ditambah lagi teman bergaul anak. Pertemanan di dunia maya memang sangat sulit dikendalikan, tapi siapa sangka ternyata memiliki peran psikologis yang sangat besar dalam perkembangan anak. Orang tua meyakini di rumah anaknya terlihat baik-baik, tak pernah nongkrong atau keluyuran. Tetapi orang tua lupa bahwa anak berselancar didunia maya berjam-jam
Buat kesepakatan dengan anak
Pendampingan dan pemantauan